Episode rencana penjualan saham ANZ di Bank Panin tampaknya
akan segera memasuki babak baru setelah dua bank asal Jepang masuk daftar
paling atas sebagai penawar terpilih. Akan tetapi pemilik mayoritas tampaknya
masih enggan memberikan kursi dewan bagi calon pemilik baru.
Pengetatan aturan modal yang terjadi di Australia mungkin
menjadi berkah tersendiri bagi lembaga keuangan asal Jepang. Sejak Januari
2013, otoritas keuangan Australia mendesak semua lembaga keuangannya untuk
memperkuat permodalannya, salah satunya dengan cara mengurangi seluruh nilai
investasi pada kepemilikan saham minoritas di luar negeri.
Aturan itu memaksa salah satu raksasa keuangan Australia
ANZ, melepas kepemilikan 38,8 persen sahamnya pada Bank Panin. Dan rencana
penjualan saham itu baru saja memasuki babak baru dengan dilepasnya saham
kepada investor Jepang.
Bulan lalu, seperti dikabarkan oleh jaringan media global, Bloomberg, lembaga keuangan asal Jepang,
Mitsubishi UFJ Financial Group Inc telah menyatakan minatnya untuk menyerap
semua saham milik ANZ di Bank Panin. Bloomberg,
yang mengutip pihak yang mengetahui persoalan namun menolak identitasnya
disebut, mengatakan bahwa rencana lembaga keuangan terbesar Jepang tersebut
berpotensi menimbulkan persaingan antara dua bank raksasa asal Negara Matahari
Terbit. Karena selain Mitsubishi UFJ, ada pula Mizuho Financial Group Inc yang
dikabarkan sebagai penawar terpilih untuk membeli saham Australia & New
Zealand Banking Group Ltd di Bank Panin.
Sebelumnya investor asal Taiwan yaitu Taiwan CTBC Financial
Holding Co dan Fubon Financial Holding Co juga diundang untuk menyerahkan
penawaran putaran kedua untuk saham, yang bernilai sekitar Rp8,84 triliun (648
juta dollar AS) dengan harga saham saat ini, kata Bloomberg.
Bahkan pada September muncul pula Banco Bilbao Vizcaya
Argentaria SA (BBVA) bank asal Spanyol sebagai peminat saham ANZ pada putaran
pertama, namun kemudian tidak melanjutkan penawarannya pada putaran kedua.
Penawaran putaran pertama yang diterima oleh ANZ adalah
mereka yang memberi harga Bank Panin kurang dari dua kali aktiva bersih, jauh
lebih rendah daripada penawaran-penawaran yang sebelumnya terjadi di perbankan
di Indonesia. Saham ANZ bulan lalu diperdagangkan di 1,04 kali nilai buku
selama ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Jika saham ANZ jadi diambil alih oleh Mitsubishi UFJ
Financial Group Inc atau Mizuho Financial Group Inc, hal itu akan memperpanjang
daftar lembaga keuangan Jepang yang melebarkan sayapnya ke industri keuangan
Tanah Air.
Sumitomo Mitsui Financial Group Inc mengakuisisi saham PT
Bank Tabungan Pensiunan Nasional pada 2013 seharga 4,57 kali nilai bukunya.
Kemudian diikuti oleh J Trust yang membeli Bank Mutiara seharga Rp4,4 triliun
atau 3,5 nilai bukunya saat itu. Nilai itu jauh lebih kecil dari suntikan modal
yang diberikan pemerintah dengan duit APBN ketika mengobati bank tersebut yaitu
mencapai Rp8 triliun. Setahun sebelumnya, J Trus melalui tangan usahanya J
Trust Asia yang berpusat di Singapura, mencaplok 10 persen saham Bank Mayapada,
senilai Rp 556,53 miliar.
J Trust Co, Ltd merupakan perusahaan yang bergerak pada
bidang keuangan, real estate, sistem
IT, dan bisnis hiburan yang beroperasi di Jepang dan dunia internasional. J
Trust didirikan pada 18 Maret 1977 dengan modal 53,5 miliar yen dan berkantor
pusat di Tokyo, Jepang.
J Trus Grup, menyebut diri mereka sendiri sebagai perusahaan
yang dengan cepat memperluas bisnisnya sebagai penyedia jasa keuangan ritel
yang komprehensif dengan strategi merger dan akuisisi yang agresif serta
pembelian utang. Usaha Grup berpusat pada jasa keuangan tetapi juga melibatkan
berbagai kegiatan lain dari real estate untuk hiburan, termasuk kegiatan bisnis
di luar negeri.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki mengatakan
akhir tahun lalu bahwa negaranya akan semakin meningkatkan penanaman modalnya
ke Indonesia dan dan tetap menjadi investor terbesar pada 2015. “Banyak negara
yang tertarik dengan Indoesia, dan kami sepakat di Indonesia akan banyak
peluang untuk investasi. Karena itu, saya berpikir investasi Jepang di
Indonesia akan lebih banyak, dan sekarang Jepang menjadi penanam investasi
nomor satu di Indonesia," katanya bulan lalu.
Bank-bank di Jepang memang tengah mencari pasar untuk
meningkatkan pertumbuhan bisnisnya karena di negaranya peluang pertumbuhan
semakin menipis di tengah semakin meningkatnya populasi usia tua dan menurunnya
keuntungan dari bisnis bank. Dan Indonesia sebagai negara keempat terpadat di
dunia, beserta negara Asia Tenggara lain disebut-sebut sebagai solusi dari kebuntuan
bisnis di negara tersebut.
Sebelumnya Mitsubishi UFJ menghabiskan sekitar 5 miliar
dollar AS mengakuisisi bank asal Thailand, Bank Ayudhya Pcl pada 2013. Mizuho
membeli 15 persen dari lembaga keuangan terbesar di Vietnam, Joint-Stock Bank
for Foreign Trade of Vietnam, atau Vietcombank, pada tahun 2011. Mizuho juga
melakukan negosiasi awal untuk menjadi saham pengendali di lembaga keuangan
yaitu Filipina Bank of Commerce.
Tantangan dari Pemilik
Meski demikian, investor peminat Bank Panin harus benar-benar
meyakinkan pemilik yaitu Keluarga Gunadi Gunawan yang enggan untuk memberikan
jatah kursi pada dewan direktur atau komisaris pada investor baru.
Saat ini pemegang saham Panin Bank adalah Gunawan lewat Panin Financial sekitar 44,68 persen, ANZ Banking Group of Australia lewat Votraint sebesar 38,82 persen dan publik sebesar 15,50 persen.
Saat ini pemegang saham Panin Bank adalah Gunawan lewat Panin Financial sekitar 44,68 persen, ANZ Banking Group of Australia lewat Votraint sebesar 38,82 persen dan publik sebesar 15,50 persen.
Tiga tahun lalu, Votraint sempat melangsungkan operasi untuk
menjadi pemegang saham pengendali di bank tersebut. Akan tetapi rapat umum
pemegang saham RUPS menolak rencana tersebut karena itikad baiknya diragukan,
kata seorang pejabat teras Bank Panin saat itu.
Sumber itu mengatakan pada 2004, Votraint sudah mengatakan
bahwa mereka tidak menginginkan menjadi pemegang saham pengendali di Panin.
Saat itu, Votraint memiliki saham sekitar 28 persen, dan terus meningkat dengan
membeli saham milik publik hingga saat ini sahamnya menjadi 38,82 persen.
Selain itu, lanjut sumber itu, penolakan pemegang saham juga disebabkan karena
Panin ingin menjaga citra sebagai bank nasional yang masih dimiliki pribumi.
Pada 2012, ANZ juga pernah berencana menambah porsi
kepemilikannya di Panin dari saat ini 38,8 persen menjadi 83,2 persen melalui
akuisisi saham Panin Financial. Untuk proses akuisisi tersebut, ANZ menunjuk
Morgan Stanley sebagai penasihat keuangan.
Sementara itu, manajemen Bank Panin mengaku tidak
mempermasalahkan siapapun investor yang berminat mengakuisisi saham ANZ, baik
berasal dari Jepang, Timur Tengah atau negara manapun. Bank Panin kini dipimpin
oleh Herwidayatmo mulai tahun ini menggantikan Rostian Syamsudin yang menjabat
lebih dar dua periode.
Bank Panin merupakan salah satu bank komersial yang didirikan
pada tahun 1971 hasil merger dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank
Industri Dagang Indonesia. Panin Bank mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta tahun 1982 yang menjadikannya sebagai bank pertama yang diperdagangkan
secara terbuka di bursa.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan para
calon pembeli saham Bank Panin yang dimiliki ANZ wajib melakukan uji kelayakan
dan kepantasan jika porsi yang dibeli mencapai di atas 25 persen.
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan III OJK Irwan Lubis
mengungkapkan hingga kini regulator hanya mengakui bahwa ANZ memiliki 24,9
persen saham Bank Panin. Meski, ANZ melalui Voltraint No. 1103 Pty Limited
tercatat memiliki 38,82 persen.
Penyebabnya, kata Irwan, sejak awal berencana memiliki saham
Bank Panin, ANZ telah menyatakan tak akan menempati posisi pemegang saham
pengendali (PSP). Namun, Irwan melanjutkan, jika ada investor baru yang berniat
membeli saham PNBN di atas 25 persen, wajib melakukan uji kelayakan dan
kepantasan.
“Kalau sudah di atas 25 persen pasti jadi pemegang saham
pengendali di proses seperti itu, jadi harus di fit and proper test mengenai calon pemiliknya dan sumber dananya,”
jelas Irwan.
Sementara itu lanjut Irwan, beberapa bulan lalu, Mitsubishi
UFJ Financial Group Inc sempat melobi OJK terkait dengan rencana mereka
pembelian saham bank lokal. (bloomberg
dan berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar